Ingin Tingkatkan Karier? Hilangkan 5 Kebiasaan yang Merusak Kesopanan dan Gaya Anda

Bagaimana kita memakai pakaian, berkomunikasi, serta bertingkah laku bisa memberikan petunjuk tentang status sosial kita, bahkan tanpa kita sadari.

Walau tak ada kesalahan dalam menjadi bagian dari kelompok menengah ke bawah, beberapa kebiasaan bisa membuat Anda tampak sebagai bagian dari kelompok tersebut, baik Anda memang termasuk itu atau tidak.

Beberapa hal sepele ini mungkin terlihat tak berdampak, namun bisa mengubah persepsi orang tentang diri Anda di lingkungan kerja maupun pergaulan.

Sesuai dengan informasi dari situs Geediting, berikut adalah 5 perilaku mendasar yang secara tidak sadar bisa membuat seseorang tampak kurang anggun.

1. 
   Complaint besar di hadapan publik
   

Melamun dari waktu ke waktu memang biasa, namun apabila hal tersebut berubah jadi suatu pola di mana Anda selalu berkata keras kepada setiap orang tentang bagaimana menurut Anda hidup ini begitu sulit, niscaya orang lain bakal menduga-duga apakah Anda kurang mampu secara finansial atau malah punya cara pandang kehidupan yang sempit.

Apabila Anda hanya memusatkan perhatian pada harga, kemungkinan besar Anda akan melewatkan aspek penting lainnya dari nilai produk atau layanan tersebut. Hal ini bisa menjadikan lingkungan sosial Anda berpandangan bahwa Anda termasuk golongan kelompok ekonomi menengah ke bawah.

1. 
   Meminta maaf terlalu sering ketika gagal membayarkan sesuatu merupakan masalah.
   

Tetap saja hemat tidak menjadi masalah. Tetapi alih-alih minta maaf di publik, lebih baik tawarkan solusi atau atur semuanya dengan cara yang sederhana jauh dari area amanmu. Terlalu sering mengucapkan permohonan ampun bisa menjadikan persoalan finansial sebagai fokus utama kamu, sehingga menyebabkan permasalahan lainnya dilupakan sampai-sampai tampak seolah-olah kamu sedang dalam situasi kelas ekonomi bawah.

1. 
   Mengenakan pakaian yang lusuh
   

Anda tidak perlu memakai pakaian merek atau menyimulasikan gaya dari pertunjukan fashion. Meski begitu, bila Anda kerap kali tampil dengan kemeja acak-acakan, sepatu yang kelihatan sudah bertahan dalam suatu bencana, serta jas hujan yang bisa saja lebih tua daripada umur Anda, ini menunjukkan bahwa Anda kurang peduli terhadap penampilan diri sendiri.

Anda tidak perlu melakukan banyak hal untuk meng-upgrade lemari pakaian Anda, cukup dengan menyeterika, menjaga kondisinya, serta mungkin berkunjung sebentar ke tukang jahit agar pakaian terlihat lebih sesuai.

1. 
   Terlalu banyak mengungkapkan persoalan finansial di platform-media sosial dapat berdampak negatif.
   

Kami semua memiliki sahabat yang selalu memposting tentang kesulitan finansial, merengek soal tagihan atau biaya mendadak. Jika hal tersebut hanya sebagai unek-unek sesekali dan bukan menjadi topik utama mereka secara berkelanjutan, tentu saja kami paham bahwa mereka juga cuma manusia biasa.

Akan tetapi, apabila kalender harian Anda dipadati dengan catatan mengenai betapa sulitnya Anda dalam hal pembelian sesuatu, penting sekali untuk memiliki teman dekat atau saudara yang dapat Andapercaya sepenuh hati.

Tetapi, membagikan setiap masalah finansial di media sosial bisa membuat Anda terperangkap dalam cerita negatif yang mungkin susah untuk dilepaskan.

1. 
   Mengabaikan pentingnya berinvestasi dalam diri sendiri
   

Berinvestasi di sini tak sekadar berkaitan dengan dana, melainkan juga tentang dedikasi waktu, upaya, serta keinginan untuk menimba ilmu. Bisa jadi Anda ragu-ragu dalam membeli buku atau mendaftar kursus karena merasa harganya cukup tinggi, namun Anda rela mengeluarkan sejumlah uang serupa bahkan lebih untuk berbelanja online tanpa tujuan spesifik. Sungguh ironis bahwa beban finansial dari pertahanan status quo ternyata melebihi biaya peningkatan diri.